Dalam
banyak budaya di dunia, kematian adalah sesuatu yang sakral sehingga
diperlukan sebuah upacara khusus untuk menghormati atau mengenang
mereka yang mati. Penguburan mayat dan kremasi adalah sebuah ritual
kematian yang biasa ditemui. Namun, percayakah anda bahwa ada beberapa
budaya yang tidak lazim kita temui seperti membuang mayat, berdansa
dengan mayat, hingga yang paling mengerikan adalah ritual memakan
mayat? Berikut ini adalah 10 budaya yang tidak lazim dalam ritual
kematian.
1. Pemakaman Langit atau sky burial
Iklim
keras Tibet dan tanah berbatu-batu membuat pemakaman di sana terasa
mustahil. Jadi, warga Buddha di Tibet sering pergi untuk sebuah
“pemakaman langit” di mana tubuh akan dicincang, dicampur dengan tepung
dan diatur sedemikian rupa agar dimakan oleh burung-burung pemakan
bangkai. Mereka percaya bahwa tubuh hanyalah sebuah kapal untuk jiwa dan
harus kembali ke alam.
2. Peti mati Fantasi
Jika
saja Elvis Presley meninggal di Teshi (Ghana), maka dia akan
dikuburkan dalam sebuah peti mati berbentuk gitar. Warga pinggiran
Accran ini mempunyai kebiasaan menguburkan mereka yang mati dalam peti
mati fantasi. Peti mati ini mengambarkan profesi almarhum. Replika
raksasa botol coke, buah-buahan atau gadget lainnya akan ditampilkan di
ruang pamer peti mati.
3. Mumifikasi Diri Sendiri
Hal
ini membuat ritual menjelang kematian terdengar seperti lelucon.
Beberapa biksu Budha yang disebut Sokushinbutsu di Jepang tidak hanya
melakukan bunuh diri, mereka juga melakukannya dengan cara yang
dipercaya menyebabkan mereka menjadi mumi. Proses ini dimulai dengan
diet kacang dan buah-buahan yang dikombinasikan dengan kegiatan fisik
yang keras. Penghapusan lemak tubuh tercapai dengan langkah pertama.
Langkah kedua melibatkan kehilangan cairan tubuh dan meracuni tubuh
mereka untuk mencegah serangan belatung. Ini dicapai dengan mengkonsumsi
kulit, akar dan teh beracun selama 1000 hari.
Pada
tahap terakhir, biarawan itu akan memasuki sebuah makam batu, duduk
dalam posisi lotus dan menunggu kematian. Dia akan membunyikan lonceng
setiap hari untuk membiarkan sesama biarawan tahu bahwa dia masih
hidup. Dan kemudian ketika lonceng tidak lagi berbunyi, para biarawan
akan menyegel makam, menunggu 1000 hari lagi sebelum membukanya untuk
memverifikasi mumifikasi itu.
4. Exposure – Tower of Mumbai
Zoroastrianisme
percaya bahwa setelah kematian tubuh hanya membuat pencemaran saja.
Kremasi atau penguburan dikesampingkan karena mereka beranggapan akan
mencemari unsur-unsur sakral seperti api dan bumi. Jadi, mereka
melakukan sebuah ritual yang disebut eksposure orang mati. Tubuh
almarhum disimpan di menara yang disebut Tower of Silence dan dibiarkan
dimakan oleh burung nasar.
Praktek
ini sekarang masih dilakukan di anak benua India. Berkurangnya
populasi Hering burung pemakan bangkai di India telah menyebabkan
proses ini menjadi mengerikan. Beberapa Foto terakhir menunjukkan
tumpukan mayat semakin membusuk di atas Tower di Mumbai (India), dan
membangkitkan kontroversi dalam masyarakat.
5. Pemakaman Dengan Penari Telanjang
Menghadiri
upacara kematian dapat menjadi membosankan, kecuali ada penari
telanjang profesional di pemakaman. Di wilayah Donghai China, pemakaman
sebenarnya simbol status. Reputasi orang mati dan kehormatan dianggap
berbanding lurus dengan jumlah orang yang menghadiri pemakamannya. Jadi,
keluarga menyewa penari telanjang untuk menarik orang banyak. Pihak
berwenang Cina telah mulai menindak praktek ini setelah gencarnya media
memberitakan.
6. Berdansa Dengan Orang Mati
Percaya
atau tidak, orang Malagasi di Madagaskar mengeluarkan orang mati dari
kubur dan melakukan perayaan bersama mereka. Ritual yang disebut
Famadihana ini meyakini semangat almarhum akan bergabung dengan nenek
moyang mereka setelah tubuhnya membusuk. Perayaan yang diiringi dengan
tarian-tarian bersama mayat ini diadakan sekali setiap 7 tahun sekali
dan merupakan waktu reuni keluarga bersukacita.
7. Kematian yang mempesona
Orang-orang
sekarang dapat “memakai” orang yang mereka cintai di jari-jari mereka.
Sebuah perusahaan Amerika yaitu LifeGem menawarkan kesempatan bagi
mereka yang mati dan dicintai menjadi sebuah berlian sintetik. Proses
ini dimulai dengan menangkap karbon dari tubuh pada saat dikremasi dari
almarhum. Karbon dari tubuh orang mati ini kemudian diubah menjadi
grafit. selanjutnya menjalani sebuah proses dengan suhu dan tekanan yang
sangat tinggi untuk mendapatkan kristal mengkilap seperti berlian.
Harganya berkisar dari $ 3500 sampai $ 20,000 tergantung pada ukuran
karat.
8. Puasa Untuk Kematian
Vimla
Devi, seorang wanita India melawan kanker, meninggal pada 2006.
Penyebab kematian itu bukan kanker, tapi puasa selama 13 hari yang
disebut santhara. Ini kematian sukarela dengan puasa yang dipraktekkan
oleh Jain, sebuah komunitas yang percaya anti kekerasan terhadap semua
makhluk. Santhara biasanya dimulai setelah orang memutuskan bahwa tujuan
hidupnya sudah tercapai dan siap untuk pemurnian spiritual. Dikenal
ritual yang mirip, yang sering dianggap sebagai bentuk bunuh diri atau
euthanasia. Namun, dalam komunitas, santhara menabukan hal ini.
9. Pemakaman Tana Toraja
Pemakaman
di wilayah Tana Toraja Indonesia adalah sebuah ritual agung. Upacara
pemakaman disertai dengan musik, tari-tarian dan pesta untuk sejumlah
tamu. Kematian di sini adalah sebuah kesempatan mewah dengan harga yang
mahal. Jadi, keluarga almarhum diberikan penangguhan, mereka tidak
perlu menguburkan tubuh mayat dengan segera. Mereka hanya dapat
membungkusnya dan menyimpannya di dalam rumah mereka, sementara mereka
menabung untuk biaya pemakaman. Tabungan dapat waktu berminggu-minggu,
bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sementara waktu itu, mayat
diperlakukan sebagai orang sakit dan dimasukkan dalam rutinitas
sehari-hari. Sebuah pemakaman yang sebenarnya terjadi ketika keluarga
melakukan upacara kematian, dan peti mati ditempatkan di kuburan berupa
gua atau tergantung di tebing.
10. Endocannibalisme
Mungkin
inilah ritual kematian terburuk yang pernah ada. Endocannibalisme
adalah praktik dimana orang memakan tubuh orang yang mati. Ide di balik
kebiasaan mengerikan ini adalah kepercayaan bahwa dengan memakan tubuh
si mati, maka sekaligus akan “menghisap” sifat-sifat almarhum untuk
asimilasi roh. Beberapa suku di Amerika Selatan dan Australia dikatakan
telah mempraktekkan ritual menyeramkan ini. Tapi banyak akademisi
merasa endocannibalisme adalah tuduhan palsu yang dilemparkan oleh
kolonial pada masa awal untuk mendapatkan alasan dominasi politik.
Menurut antropolog Napoleon Changon, komunitas Yanomamo di Amerika
Selatan masih memakan abu dan sisa tulang orang yang mati setelah
dikremasi.
No comments:
Post a Comment